Hari ini, akhirnya untuk pertama kalinya aku membiarkan seseorang memotong rambutku sampai pendek. Ketika melihat helai demi helai rambutku berjatuhan di lantai, rasanya tidak tega dan serasa mau kabur saja dari tempat ini.
Tapi, apa mau dikata, udah terlanjut. Bisa apa lagi?
Dan ketika mereka terus memotong rambutku, aku memejamkan mata dan berusaha memikirkan hal lain saja. Mengalihkan perhatianku dari ceceran potongan rambut yang memenuhi lantai di sekitarku.
Lalu, mendadak saja, pertanyaan itu muncul di kepalaku.
Kenapa rasanya begitu berat dan ngga iklas buat potong rambut ya?
Dan percakapan lain pun mendadak juga menerobos masuk ke dalam kepalaku.
"Senpai, aku mau potong rambut pendek, ya?"
"Jangan!"
"Kenapa? Tapi aku mau potong rambut pendek. Ini kepanjangan."
"Jangan, de. Gitu aja bagus. Rambut panjang bagus. Aku suka cewek rambut panjang."
Dan begitulah, sejak saat itu aku ngga pernah potong rambut lagi. Mungkin hanya merapikan poni atau memotong sesenti dua senti rambut yang bercabang, selebihnya ngga pernah.
Aku tersenyum miris. Jadi begitu, ya? Jadi itu alasannya, ya?
Bahkan tanpa aku pernah menyadarinya. Kata-kata darinya selalu menjadi sebab pasti dari banyak hal yang aku percayai. Ah, dia. Jadi dulu, aku memang begitu mencintainya, ya?
Dan tatapanku pun jatuh pada helai-helai rambut di sekitar kakiku. Lalu, sekarang bagaimana?
Sebuah helaian nafas dan tatapanku beralih pada sudut lain. Satu senyum lebar langsung menyambutku dengan diiringi satu jempol teracung.
"Ini ngga kependekan ya?" ucapku tak lama kemudian setelah mereka selesai merapikan rambutku.
Si pemilik senyum yang tadi menggeleng, "Enggak, bagus kok. Serius."
"Beneran?" aku masih ragu.
Tapi sekali lagi muncul senyum lebar yang tadi, "Iya. Ginikan bagus. Rambut baru untuk awal baru. Iya, kan?"
Aku diam. Apa iya?
"Ayo pulang. Mau mampir makan dulu ngga?"
Aku menggeleng, "Anterin ke kampus aja, ya?"
Dan sebuah jempol lain teracung lagi.
Apa tidak apa-apa sekarang? Dia bilang dia suka perempuan berambut panjang. Aku meraba rambutku. Berarti bukan aku.
Lalu aku berlari cepat menyusul di pemilik senyum yang sedang memanggilku dan melambaikan satu helm-nya padaku.
Dia suka perempuan berambut panjang.
Rambutku pendek.
April 18, 2016 3:04 pm
THE LADY OF MIRKWOOD
The dream catcher who belong to The Lord of Mirkwood. Don't hesitate to come for say a small "hello!"
Formulir Kontak
POPULAR POSTS
Categories
- 30-Day Writing Challenge 4
- AUPAIR 2
- Cerpen 25
- Impian 6
- Ini Curhat 11
- Jejak R & D 2
- Kisah di Austria 7
- Kisah di Jerman 7
- Kisah Tak Sempurna 8
- Kumpulan Twitt 19
- Malaikat Hujan 7
- Puisi 18
- Random Thoughts 23
- Reading Link 2
- Untaian Kata 32
- Untuk Senpai 52
- Untuk SID 7
- Visa Jerman 3
- WritingChallenge 4
Blog Archive
-
2023
(17)
-
Mei
(17)
- Prioritasmu
- Untukmu
- Salju di Bulan April
- Nadamu
- Ketika
- Jangan Jatuh Cinta Lagi
- Movin' On
- Aku
- Pembencimu
- Yang Diingatkan Oleh Rindu
- How to Have a Long and Happy Relationship?
- Cerita Tentang Anggarra
- I Ever Met A Man
- Dia Suka Perempuan Berambut Panjang
- Berdamai Dengan Masa Lalu
- Sleep Paralysis
- Sang Pemimpi
-
Mei
(17)
-
2013
(25)
- Desember (3)
- November (3)
- Oktober (2)
- September (1)
- Juli (1)
- Juni (2)
- Mei (1)
- April (7)
- Maret (5)
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.