Day 3 : What Are Your Top Three Pet Peeves

Ternyata sulit sekali menjadi konsisten. Ini hari ketiga, dan aku sudah seperti iya tidak iya tidak dalam menulis. Jari-jari tanganku rasanya malas untuk menari di atas keyboard dan otakku malas untuk berpikir. Tapi aku tahu bahwa aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku sudah memutuskan untuk ikut tantangan ini dan aku harus belajar untuk konsisten pada apa yang sudah kuambil.

Oleh karena itu, aku di sini sekarang. Duduk menulis dengan dia di sampingku menonton program tv aneh yang aku tidak tahu apa, seperti kontes menyanyi tapi yang dimiripkan dengan penyanyi legendaris di masa-masa kemarin yang lama. Aku tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya, tapi dia menikmati program tv yang sedang ditontonnya.

Nah, sekarang mari masuk pada tema yang terpilih di hari ketiga ini ; tiga hewan kesayanganku. Sekarang aku tidak punya hewan–eh stop. Mari berhenti di sini. Sepertinya aku salah menerjemahkannya. Astaga! Aku tidak tahu apa aku harus menertawakan diriku sendiri atau justru bangga karena aku menyadari kesalahanku sebelum menulis terlalu jauh.

Jadi aku akan mengulanginya sekali lagi dan berpikir ulang tentang tiga hal yang paling mengganggu atau mengusikku. Aku sebenarnya ingin langsung menulis si-tiga-teratas, tapi aku tiba.tiba tidak tahu harus masuk dalam konteks yang seperti apa. Isi kepalaku kadang menarik-narikku untuk berpikir lebih rumit dari yang seharusnya. Tapi ya sudahlah, aku tidak ingin mempermasalahkan itu sekarang dan langsung melompat ke si nomer satu ;

1.Menunggu

Ini menyebalkan. Sangat mengganggu dan membuat mood berantakan. Aku merasa ketika aku menunggu, aku menyia-siakan waktuku yang berharga. Padahal di sisi lain aku tahu bahwa aku banyak juga menggunakan waktuku untuk hal-hal yang tidak penting, tapi menunggu menjadi raja dari segala raja hal tidak penting dan menyebalkan yang bisa membuatku uring-uringan sepanjang sisa hari.

2. Bunyi-Bunyi Mengganggu Yang Disengaja Di Tempat Umum

Pernah tidak kalian misalnya sedang di dalam kereta, tiba-tiba ada suara duk-duk-duk-duk. Ternyata itu bunyi dari kaki seseorang yang dengan iseng menendang-nendang entah kaki kursi atau apa terserah. Di dalam fase ini, aku bisa sangat jengkel dan bisa menelan bulat-bulat orang yang melakukan itu dengan tatapanku. Biasanya aku akan membiarkan mataku yang pertama menegur, jika tidak bisa baru kugunakan tenaga dan mulutku. Selain di kereta atau di transportasi umum lainnya, paling sering kutemukan ini juga di halte bus atau di tempat-tempat keramaian lainnya. 

3. Berlari

Kenapa kita harus berlari jika dengan berjalan dan menikmati kanan kiri, kita tetap bisa sampai pada tujuan, mungkin tidak secepat jika berlari, tapi ada banyak hal yang terlewatkan ketika kita berlari? Aku tidak suka berlari. Ini sudah kusadari sejak aku di tingkat sekolah menengah pertama. Aku bisa sangat jengkel ketika ada pelajaran olahraga dan aku harus berlari untuk bisa mendapat nilai bagus di mata pelajaran ini. Biasanya aku tidak akan repot-repot berlari sungguhan. Aku hanya akan berpura-pura berlari dan kelelahan, untuk menghindari nilai jelek. Biasanya jika aku nampak berusaha, aku bisa dapat sedikit nilai tambahan. Namun jika tidak, aku sebenarnya juga tidak masalah dan tidak terlalu memusingkan masalah ini. Ngomong-ngomong poin ketiga ini kudapatkan dari dia, jadi aku bertanya padanya dari sisi dia yang sudah mengenalku dengan sangat baik. aku langsung tertawa ketika dia memberiku jawaban berlari. Dia bilang aku akan langsung marah-marah dan mengomel tanpa titik dan koma. Biasanya memang aku banyak berlari gara-gara dia, jadi aku tahu benar tentang hal ini. Mengerikan, tentang bagaimana dia tahu diriku dengan terlalu baik.

Ah ya sudahlah. Hari ketiga berakhir di sini. Sampai jumpa besok.

Love, 

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.