Day 2 : What Something That Someone Told You About Yourself That You Never Forget

Sekarang pukul 23.20 dan aku baru ingat kalau baru saja kemarin aku memutuskan untuk memberi makan jiwaku dengan menulis The 30-Day Writing Challenge. Ini baru hari kedua dan aku sudah hampir kalah atau tepatnya lupa. Mengenaskan sekali. Sedikit malu, aku mulai menuliskan apa yang seharusnya hari ini aku tuliskan ; tentang sesuatu yang dikatakan oleh seseorang tentang diriku yang tidak pernah aku lupakan. 

Nah, biarkan aku berpikir sebentar. Aku ini orangnya pelupa, lihat saja bagaimana aku hanya punya tiga puluh menit untuk menulis tulisan hari keduaku. Jadi aku harus berpikir baik-baik tentang bagian ini. Tapi baru saja sejenak berpikir, aku ingat tentang sesuatu dan itu membuatku tersenyum. Ah, tentu saja, siapa lagi.

Dia mengatakan ini hampir setiap kali kami bertemu dan menghabiskan waktu, “Kamu cantik dan cobalah untuk menyadari itu.”. Dia tidak pernah bosan mengatakan itu kepadaku, sama seperti aku tidak bosan mengatakan padanya betapa gendut dan tidak cantiknya aku. Aku banyak mengeluh tentang betapa besar lenganku, tentang seberapa banyak lemak bersarang di perut, kaki, pipi atau bisa dikatakan di semua bagian tubuhku. 

View this post on Instagram

Selfie? Uh?

A post shared by The Lady of Mirkwood (@periranting) on

Aku banyak mengeluh tentang fisikku. Mengatakan padanya bahwa aku tidak percaya diri, bahwa aku terlihat terlalu jelek untuk memakai baju ini atau itu. Dia seringkali memegang kedua pipiku–nyaris menekannya–dan bilang aku cantik dan berhenti berpikir terlalu banyak.

Seringkali kutanyakan padanya kenapa dia berbohong begitu, kenapa dia mengatakan bahwa aku cantik sementara aku tahu bahwa aku tidak cantik. Tapi dia malah menatapku serius dan berkata bahwa dia tidak berbohong serta aku yang terlalu keras kepala. Dia bilang bahwa aku terlalu memandang rendah diriku sendiri. Sering-seringlah melihat cermin dan tersenyum, di sana kamu akan melihat seorang wanita cantik sedang tersenyum padamu. Lihat pada kedua iris mata cokelatmu dan kamu akan tahu bahwa aku tidak berbohong ; kamu cantik.

Tapi kenapa aku tidak merasa bahwa aku cantik?

Dia bilang itu karena aku terjebak pada masa laluku. Dia tahu tentang bagaimana berat aku mencoba untuk keluar dari hubunganku yang dulu. Hubungan yang mati-matian menghancurkan kepercayaan diriku pada diriku sendiri. Dulu, ketika masih awal kami saling mengenal, dia bilang aku terlalu pemalu dan takut untuk mengatakan apa yang kuinginkan. Dia bercerita tentang betapa sulitnya dia berusaha untuk membuatku membuka mulutku dan bercerita padanya. Dia membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan kesabaran yang bertumpuk untuk menghadapiku di masa itu. 

Dia tidak ingin tahu apa yang terjadi di masa laluku. Dia sudah tahu cukup banyak dari mulutku, tapi dia tidak ingin tahu lebih banyak. Dia tidak ingin mendengar betapa rapuh dan berantakan aku ketika itu. Dan dari semua di masa lalu, tersisalah apa yang dia katakan sisa-sisa akar kotor dari masa itu di diriku; tentang kepercayaan diriku.

“Aku tidak tahu apa yang membuatmu tidak melihat betapa cantiknya dirimu, tapi aku akan membuatmu tahu dengan mengatakan ini setiap hari padamu. Kamu cantik, mein Schatz.”

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.