Day 1 : List 10 Things That Make You Really Happy

Apa ya? 

Itulah yang muncul di kepalaku ketika aku membaca tantangan untuk hari pertama menulis. Apa yang bisa membuatku bahagia? 10 hal apa yang bisa membuatku bahagia? Aku berpikir cukup lama dan menerka-nerka. Sungguh rasanya aneh sekali. Ini harusnya mudah karena aku bertanya tentang aku, tentang diriku, tentang apa yang membuatku bahagia. Tentang aku dan bukan orang lain. Tapi kenapa rasanya ternyata susah sekali.

Kemudian pelan-pelan kupaksa diriku untuk diam dan berpikir tenang. Pertama seperti apa bahagia dalam versiku? Definisi bahagia dalam diriku itu seperti apa? Apa dengan tertawa, apa dengan tersenyum, apa dengan berteriak-teriak kegirangan?

Ah gila, kenapa hari pertama saja sudah sesusah ini??

Tapi kemudian aku sadar bahwa mungkin aku berpikir terlalu rumit. Mungkin itulah namanya Spaghetti Minds. Aku tertawa sambil akhirnya menyortir isi kepalaku agar menjadi lebih sederhana dan bisa kubaca.

Lalu munculnya ini, list tentang 10 hal yang bisa membuatku bahagia. Aku tidak mengurutkannya berdasarkan prioritas kebahagiaan. Lagipula siapa yang mau repot mengukur takaran kebahagiaan? Aku tidak. Jadi inilah si sepuluh yang kuambil;

1. Buah Mangga

Jangan tertawa dan langsung tanya kenapa. Baca saja dulu dan dengarkan bagaimana kemudian hatimu menanggapi. Aku tidak tahu pasti bagaimana si mangga ini bisa muncul pertama di kepalaku, tapi eh–kalau memang begitu kenyataannya mau bagaimana lagi. Aku suka buah mangga. Apalagi yang rasanya manis. Rasa manisnya membuatku ingat kalau mungkin saja bahagia kalau dikecap rasanya juga seperti ini. Kenapa tidak gula saja atau coklat? Karena aku tidak suka. Aku punya stok coklat Milka di lemari dan satu gelas besar Nutella di lemari yang lain. Keduanya masih banyak dan masih setengah penuh. Aku makan kalau benar-benar tidak ada yang bisa dijadikan camilan. Tahu kenapa? Rasanya tidak enak, banyak manis yang berlebihan dan menurutku jadi tidak bisa benar-benar dinikmati. Tapi kalau mangga, seringkali manisnya sangat pas. Kalau sedang sial, bisa dapat mangga yang kelihatan ranum tapi giliran dimakan ternyata kecut banget. Semacam nano-nano kehidupan. Tapi manisnya mangga bikin bahagia. Seperti itu saja. Sesederhana itu saja. 

2. Kipas Angin / AC / Ventilator

Pernah tinggal di Surabaya tidak? Pernah ngerasain musim panas di negara yang tipe rumahnya no AC no kipas-kipas tidak? Kalau belum, boleh bersyukur boleh tidak. Aku pernah tinggal di Surabaya. Selama aku di ruangan tertutup, wajib rasanya ada AC atau kipas. Kalau kuliah, selalu pengen sujud syukur kalau dapat kelas di ruangan ber-AC, kalau tidak ada AC, langsung nyari dimana kipas anginnya dan duduk di area yang mendapatkan jatah angin sepoi-sepoi terenak. Kalau tidak ada dua-duanya, bakal alamat kipas-kipas pakai kertas tebal sepanjang kelas. Melelahkan iya, dan pasti ada bonus ngomel-ngomel dan ilmu di kelas cuma buffering aja di kepala karena si kepala lagi overheat. Lalu sekarang tinggal di negara empat musim, dan waktu musim panas, panasnya tidak main-main. Belum lagi budaya di sini yang tidak kenal AC. Memang ada kalau kamu masuk perusahaan atau kantor-kantor tertentu, tapi kalau rumah tinggal, wassalam aja. Ada kipas angin itu sudah surga sekali dan tentunya jarang. Jadinya benda-benda ini masuk kategori hal yang bikin aku bahagia.

3. Sepi

Kalau sepi aku banyak bahagianya. Dulu suka sekali nonton konser SID, dan rame-rame banyak orang dan bising. Tapi selebihnya, kalau sepi merasa jauh lebih tenang. Rasanya hidup jadi nyaman dan bisa berpikir fokus. Polusi udara mengerikan, polusi suara apalagi. Pusing jatuhnya kalau terlalu ramai. Makanya kalau sepi aku bahagia. 

4. Suara Burung Di Alam Bebas

Aku di sini suka mendaki. Alam di sini cantik banget. Kalau hijau, bisa hijau banget, kalau putih, ya putih banget lalu dingin. Di sini kamu tidak boleh sembarang berburu satwa, apalagi main tembak dar dor dar dor. Ujungnya bisa nyasar di penjara dan bayar denda segunung. Oleh sebab itu banyak satwa di sini hidup bahagia dan bebas. Di kota saja, banyak area hijau dan taman-taman super besar. Kamu bisa duduk, memejamkan mata dan dengarkan, akan banyak suara burung bersiul dan bercicit. Mereka terbang bebas dan berbahagia. Kalau mendengar itu entah kenapa sejuk rasanya. Hati dan jiwa jadi segar. Seperti me-refresh kehidupan. Suara burung-burung di alam ini menjadi seperti terapi jiwa gratis.

5. Rujak Cingur

Astaga, ini aku pasti bahagia level XXXX kalau bisa makan ini sekarang. Ngomong-ngomong kalian tahu tidak sih apa itu rujak cingur? Coba googling deh, pasti kalian langsung tahu. Jadi si makanan khas kota Surabaya ini memang tidak pernah membuat aku patah hati. (ps. kecuali kalau beli rujak cingur di luar Surabaya) Bahagianya kalau di sini ada yang jualan rujak cingur. Sayangnya bertahun-tahun di sini, baru dengar ada yang jualan rujak cingur baru minggu kemarin, dan itu pun adanya di Amsterdam. Aku langsung mengelus dada meminta hati bersabar dan mengingat situasi pandemi. 

6. Dipeluk Mas Pacar

Dia itu zona nyamanku. Ketika capek, sedih dan depresi, dipeluk dia dan dipuk-puk itu rasanya sudah membuat level negatifnya turun beberapa persen. Ada bagian dalam pelukannya yang bisa membuatku merasakan ketulusan dan kehangatan. Kemudian muncul perasaan bahwa aku tidak sendirian menghadapi dunia yang kejam ini. 

7. Ngobrol Dengan Orang Asing Di Internet

Jangan tertawa ya! Dan tolong jangan dikategorikan genit atau apa. Pahami dulu konteksnya baru daftar jadi juri kehidupan orang lain. Aku sering merasa kesepian. Tidak ada teman ngobrol. Pacar mungkin punya, tapi bukan berarti dia ada 24 jam untuk menjadi teman bicaraku. Dia punya bagian hidupnya sendiri. Aku juga punya bagian kehidupan yang menjadi milikku sendiri. Namun, karena kami punya jam kerja yang berbeda, waktu kosongku jadi banyak sendirian. Ada banyak teman, tapi di usia seperti aku sekarang, rasanya sudah tidak menyenangkan untuk haha hihi tidak jelas. Masih melakukannya juga, tapi intesitasnya berbeda. Lalu ketika di rumah, rasanya jadi kesepian. Belum lagi keinginan untuk bicara dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa setelah lelah seharian hanya berbicara dan mendengar bahasa Jerman. Akhirnya satu-satu teman mencari solusi adalah dunia maya. Lalu yang menyenangkan adalah ngobrol dengan orang lain di discord sambil bermain Among Us, dulunya aku suka main Werewolf Voice Online, karena sekali lagi, ada obrolan dan suara berbalas, bukan hanya chat. Enak, bahagia versi sederhana. 

8. Nonton Film Dokumentasi

Ada channel di Youtube namanya WDR DOKU. Sayangnya dalam bahasa Jerman, tapi bagusnya mereka punya banyak sekali dokumentasi keren yang ketika kamu nonton bikin kamu tahu kalau dunia tempat kita tinggal ini bukan dunianya si Barbie dan Ken. Banyak yang bisa dipelajari, banyak yang bisa diambil, dan satu lagi, dari situ jadi banyak bersyukur. Bahagia dan versi bersyukur terhadap apa yang sudah aku miliki dan capai sejauh ini.

9. Check Out Belanjaan Di Shopee Dan JD.ID

Tahu tidak kalau aku mengetik bagian kesembilan ini sambil tertawa bisu. Tawa ala meringis yang bakal kamu sadari sedang mengejek. Ini aku bukan mengejek kalian. Tapi mengejek jiwa borosku. Entah bagaimana bagian yang ini pasti kalian tidak perlu kudeskripsikan bagaimana prosesnya, tapi yang jelas bahagia saja. Hal nomer sembilan ini seperti bagian dari sihir hitam.

10. Rumah Bersih

Aku bukan orang yang freak kebersihan. Standar kebersihanku sih yang jelas buat aku sendiri nyaman dulu. Tapi selesai bersih-bersih dan beberes rumah, rasanya bisa lega dan senang. Berdiri dengan dua tangan di pinggang dan merasa bangga. Ah, rumahku bersih.

Eh, sudah? Tiba-tiba saja ternyata sudah poin kesepuluh dan selesai. Tantangan 30 hari menulisku dimulai di sini. Hari pertama ; selesai. Sampai jumpa di hari besok. Semoga berbahagia dan semesta melindungi.

Love,

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.