I write because it takes me away, away to a place where anything is possible
Aku Kembali
Rasanya nyaman. Rasanya lega. Ketika kamu akhirnya bisa mengatakan bahwa kamu sudah pulang. Membuka kembali pintu rumah yang terlalu lama kamu tinggalkan. Menghirup udara apak dari sisa kenangan yang terabaikan. Ah, rumah lama. Aku kembali. Aku sekarang bisa lega. Bahagia akhirnya bisa memutuskan untuk kembali ke sini. Ke rumah blog yang sudah lama tak terjamah.
Aku kembali. Aku kembali.
Sudah selesai semua kesibukan yang dulu merantaiku bagai hukuman. Nyatanya bukan hukuman, namun konsekuensi untuk apa yang menjadi keputusanku. Aku dulu memilih pergi. Sementara, awalnya. Namun tahun berlalu dan aku tak sempat pulang. Sekarang sudah selesai. Konsekuensi yang kujalani sudah selesai. Aku lulus.
Sekarang aku bisa lebih bebas. Dan, aku.. kembali.
Rumah ini dulu sumber bahagiaku. Maka ketika kupilih untuk kembali. Aku haturkan doa agar rumah ini bisa tetap jadi sumber bahagiaku. Tempatku mengadu ketika rumah nyataku terasa penat dan mengikat. Tempatku berteduh ketika tuntutan dunia meyerbuku tanpa ampun. Ah, kamu.. rumah blogku.
Aku kembali.
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.