Source : Google Image |
Aku mencoba menulis ini untuk memberimu gambaran apa yang sebenarnya terjadi diantara kita. Aku menulis ini agar membantumu mengerti bagaimana sesungguhnya perasaanku padamu. Aku menulis ini agar kau tahu seperti apa aku menyukaimu. Agar kau mendengar jutaan kata yang tak pernah bisa kuutarakan langsung padamu. Agar kau membaca.. membaca bagaimana sesungguhnya aku.
Aku mencintaimu. Kau tahu itu. Kau tahu dan itu cukup. Hanya sebuah ketahuan yang kau kubur dan tak pernah ada tindakan untuk mneyikapi segalanya. Aku mengerti. Aku tidak pernah berusaha menuntut banyak darimu. Tidak. Aku sudah cukup memahami untuk tahu seperti apa dirimu.
Namun kali ini bacalah ini dan aku berdoa agar kau mau mengerti. Sekali lagi kutuliskan untukmu, hanya untukmu, satu kalimat. Aku mencintaimu. Satu cinta. Satu perasaan. Dan ya, aku CUMA punya itu. Ini adalah cinta. Kau pernah berkata padaku bahwa kau tak tahu apa itu cinta ketika kukatakan padamu aku mencintaimu. Maka sekarang aku akan membuatmu tahu. Aku menyederhanakan satu perasaan rumit ini dalam satu kata. Pohon. Ya, pohon. Kenapa pohon? Entah, aku juga tidak tahu. Aku hanya memilih kata ini secara acak agar aku bisa bercerita padamu tentang cinta dengan lebih sederhana.
Cinta untukmu ini, adalah sebuah pohon. Pohon yang dengan susah payah, dari satu detik ke detik berikutnya, kucoba tanam dan tumbuhkan dari satu bibit kecil yang hampir terlihat tidak masuk akal. Bibit pohon ini kudapat dari sebuah tempat ajaib bernama Twitter Island. Lalu dengan perlahan, dari tanah ajaib itu aku mendapat semua juga kubutuhkan untuk membuat bibit pohon ini tumbuh.
Kemudian, seperti yang kau akhirnya juga kau pahami. Aku menanamnya. Merawatnya. Waktu berlalu dan bibit kecil itu kini telah tumbuh menjadi satu pohon yang besar dengan dedaunannya yang rimbun. Batangnya besar dan akarnya sangat kuat. Dengan ranting-ranting dan tunas-tunas baru di setiap ujungnya. Pohon ini ibarat Dedalu Perkasa. Aku menyihir, air, oksigen, mineral, cahaya matahari.. segalanya. Agar pohon ini terus tumbuh dan terus tumbuh setiap detiknya.
Pohon ini adalah aku, adalah cintaku untukmu. Tak ada satu orang lainpun yang akan bisa menghancurkan dan membuatnya mati. Ini pohon untukmu. Ini pohon milikmu. Jadi hanya kaulah yang berhak atasnya. Hanya kau yang bisa membuatnya bertahan. Hanya kau yang membuatnya bertahan. Dia tidak akan hancur, tidak akan menua. Cinta tidak akan menua. Tidak akan bisa hancur, kecuali jika kau yang menghancurkannya. kecuali jika kau melakukannya. Sebab kau punya kuasanya. Pohon ini untukmu. Kutanam dan kutumbuhkan untukmu. Jadi dia milikmu. Cintaku selalu menjadi milikmu.
Dari sekian banyak kemungkinan buruknya. Ternyata yang datang adalah yang terburuk. Bukan sesuatu lain yang menghancurkan dan membuat pohon ini dalam masalah, sebab ternyata malah kau, pemiliknya sendiri. Entah kau sadar atau tidak, perlahan kau membuat pohon ini menuju kematian. Dengan semua sikap tak pedulimu, kau membuat pohon ini merapuh. Aku bukannya diam. Aku berusaha sekeras yang aku bisa untuk tetap membuat pohon ini bertahan dan hidup.
Aku menjadi sinar matahari, aku menjadi oksigen, aku menjadi air, aku menjadi mineral dalam tanah. Aku menjadi apapun agar pohon ini bertahan. Namun ketika dengan susah payah dan dengan kerasnya aku berjuang memperbaiki keadaan. Kau malah melakukan hal yang berkebalikan. Ketika aku menjadi sinar matahari yang hangat dan berjuang untuk membantu proses fotosintesis di setiap helai daun pohon ini. Kau menjadi angin kencang yang dengan sadis mencabut satu demi satu helai daun-daun di pohon ini. Ketika aku menjadi mineral, ketika aku menjadi air. Kau menggunakan belati, kau menggunakan besi, yang kau garutkan di batang kokoh pohon ini dan menjadi luka dalam yang membekas tak hanya di perbukaan batang tapi juga sampai ke intinya.
Namun aku tidak menyerah. Dalam doa dan dalam usahaku, aku terus bersabar dan memfokuskan diriku. Pohon ini adalah cintaku untukmu dan cintaku untukmu tidak akan mati. Aku akan menumbuhkan tunas-tunas dedaunan yang baru ketika kau menerbangkan semua daunnya. Aku akan memulai proses penyembuhan diri tanpa kau pernah menyadarinya. Aku akan menjadi penonton pasif yang sesungguhnya aktif dalam bisu. Memperbaiki diri.
Tapi rupanya aku manusia biasa. Cinta ini membutuhkan responmu. Tanpa balasanmu, aku tidak pernah bisa sekuat dulu. Pohon ini tidak mati. Dia tetap hidup dan tumbuh. Dia tetap memperbaiki dirinya dengan kekuatanku. Namun prosesnya menjadi begitu lama. Aku tidak lagi punya energi positif untuk membuatku cukup kuat. Aku tidak bisa menjadi sinar matahari, oksigen, air, mineral tanah dan semua unsur lainnya ketika aku sendiri sedang menangis karenamu. Kau melakukan hal itu berulang-ulang. Membuatku menangis, membuatku kecewa, sedih dan kosong. Dan dalam keadaan seperti ini, aku tidak bisa menyembuhkan luka di batang pohon ini sehingga jika dari kejauhan pun, orang akan melihat cacat bekas luka di batang pohon yang dulunya kokoh dan tangguh ini.
Sekarang pohon ini hanya satu pohon tua yang merapuh. Pohon yang kesulitan hidup tapi tak bisa juga untuk mati. Tidak bisa, aku tidak akan membiarkan cinta ini mati untukmu. Aku tidak bisa. Entah kenapa aku tidak bisa. Sekejam apapun tindakanmu, perkataanmu. Pohon ini nyatanya tetap hidup meski seperti ini. Cinta ini masih milikmu dan menunggu untuk bisa diperbaiki. Pohon ini adalah milikmu. Cinta yang kuberikan untukmu. Satu-satunya untukmu. Aku berharap kau tahu bahwa entah sampai kapan, aku akan menjaga pohon ini sendirian, sampai tiba waktunya kau akhirnya sadar dan melihat ke arah ini. Ketika kau melihat ke arah ini dan menemukan pohon ini, kau punya pilihan. Mencabutnya sampai ke akarnya dan akhirnya membunuhnya atau kau bisa tersenyum, dan aku akan punya kekuatan untuk kembali menjadi sinar matahari, oksigen, air, mineral tanah dan semua unsur lainnya yang akan membuat pohon ini hidup lebih baik dari sebelumnya. Sebab ketika kau tersenyum penuh ketulusan, aku akan melupakan smeua airmata yang terjatuh karenamu. Dengan melihatmu tersenyum untukmu, aku akan tahu bahwa kesedihan dan kekecewaan yang kurasakan padamu adalah kesalahan masa lalu. Aku selalu bisa melupakan masa lalu, jika itu bersamamu.
Kau punya pilihan itu. Dan hingga waktunya tiba, aku akan duduk disini. Bersandar di pohon ini dan melihatmu dari sini. Melihatmu yang tengah memupuk pohon lain. Melihatmu yang tengah berteduh di bawah pohon lainnya. Tidak apa-apa. Kau tahu aku perempuan yang tegar. Aku sudah sejauh ini dan kau paham benar apa yang sudah kulalui untukmu hingga aku bisa sampai di tahap ini. Tidak apa-apa. Kau tahu aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja dan menunggu. Jadi selama aku menunggu, kau bisa berpikir dengan tenang dan menikmati harimu bersama setiap perempuan yang kau sukai. Nikmatilah, aku mungkin marah dan cemburu, namun aku tidak pernah punya hak atasmu. Sejak dulu, tidak pernah ada. Aku hanyalah aku dan pohon ini. Pohon milikmu. Dan menunggu, sampai tiba detik dimana kau akhirnya bisa menentukan.