Perempuan itu melihat lurus ke depan. Ke satu titik yang tidak akan pernah bisa dilihat oleh orang lain. Perempuan itu fokus. Tanpa kedip dia memandang titik yang dijadikannya tujuan hidup. Dia memutuskan akan mengubah semuanya. Dia akan bertahan sekuat dia bisa pada apa yang telah diputuskannya untuk dijalani. Dia akan melakukannya.
Semua baginya sudah berubah dan tidak akan pernah menjadi sama lagi. Laki-laki yang dicintainya sudah pergi. Meninggalkannya tersudut, dikelilingi kekecewaan dan perasaan sedih. Ya, laki-laki itu telah pergi dan entah akan kembali atau tidak. Perempuan itu sudah kelelahan untuk tetap bertahan pada perasaannya. Dia sudah memutuskan akan menepikan semuanya dan melangkah maju. Biarkanlah semua tentang laki-laki itu menjadi satu kenangan indah dalam alur hidupnya yang tak terarah dengan benar.
Sebenarnya sulit baginya. Sangat sulit bagi perempuan itu untuk menjejak dengan baik pada bumi ketika dia menyadari bahwa laki-laki yang dicintainya itu bukan lagi menjadi miliknya. Laki-laki itu telah melepaskannya dan memilih pergi. Alasan-alasan yang dimuntahkan hanya sekedar topping penambah sesak dan sakit baginya. Percuma saja jika perempuan itu terus meminta agar semua bisa diperbaiki karena laki-laki itu sombong. Bukankah telah kau ketahui sebelumnya bahwa laki-laki itu sombong dan keras kepala. Laki=laki itu sulit dijelaskan dalam kata. Laki-laki itu sukar dan perempuan itu memang sudah menyadarinya dari awal tapi dia malah tetap memilih mencintai laki-laki sepserti itu.
Lalu lihat. Inilah hasilnya. Setelah semua berjalan dengan penuh perasaan sabar, tulus dan apa adanya. Perempuan itu malah ditinggalkan. Perempuan itu malah dibuang oleh laki-laki yang dicintainya. Perempuan itu menjadi perempuan sisa-sisa yang selaksa sampah di depan laki-laki yang dicintainya. Mengenaskan. Memuakkan malah ketika perempuan itu malah masih bisa berujar dengan pelan bahwa dia masih mencintai laki-laki itu sama besar seperti saat laki-laki itu masih berdiri sebagai laki-lakinya.
Kebodohan macam apa yang diagung-agungkan perempuan seperti itu. Atas nama cintakah perempuan itu melakukan semua kebutaan tindakan itu. Cinta seperti apa itu?? Cinta seperti apa yang tega menyakiti kekasihnya dengan sebegitu parahnya. Cinta seperti apa yang membuat seorang kekasih rela disingkirkan dan sama sekali tak tersentuh dalam lingkar kehidupan orang yang dicintainya. Bukan. Ini bukan cinta. Yang aku tahu cinta adalah perasaan yang bisa membuat seseorang bahagia. Cinta adalah perasaan yang membuat seseorang istimewa, merasa berbeda dari orang lain. Cinta itu keindahan. Anugerah kehidupan karena kamu telah ada dan hidup dengan baik di dunia ini.
Jadi, apakah perempuan itu memang merasakan cinta? Atau hanya sebuah kebodohan dan ketololan tanpa batas?
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.