Ah aku lelah. Sangat lelah kali ini. Apa sebaiknya kuambil jeda lagi atau baiknya tak usah ada jeda tapi langsung kabur dan pergi? Kau itu menyebalkan ya? Keras kepala dan sangat egois. Demi apa egomu setinggi itu? Menyedihkanku. Sekali-kali ingin kusesali kau. Benar-benar ingin tak ada kau. Tapi tak ada daya lebih. Aku ini mencintaimu.
Atau kuputuskan saja kalau aku berhenti saja mencintaimu? Jika bisa memperbaiki keadaan, mungkin begitu bisa jadi lebih baik. Mungkin aku harusnya hanya berfokus mencintai bapak, ibu, keluargaku, sahabat-sahabatku dan bukannya kau. Iya, seperti itu seharusnya. Sebab kali ini aku ingin belajar benar-benar jahat seperti kau. Tapi bisakah? Sulit untukku, mudah bagimu. Sebab memang tak ada perasaan lebih di dirimu. Segala peran aku yang ambil dan kau hanya bereaksi sedikit. Sok angkuh. Kau itu sangat jahat dan kau tahu tapi tak mau tahu maka diam. Menyebalkan dan memuakkan. Kau juga tak lantas membuat segalanya menjadi baik malahan rumit. Ah sudah, sejauh ini aku masih mencintaimu. Tetap besar, sama besar dan selalu seperti itu meski kau tidak.
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.