Ada waktu dimana kupikir jeda yang kuambil ini salah. Ada waktu juga dimana kupikir aku mungkin benar. Sebab ketika aku mengambil jeda, terasa salah karena dalam jeda itu aku masih saja memikirkannya. Terasa benar karena dalam jeda itu ada pembelajaran agar aku bisa sedikit mengontrol perasaanku padanya. Namun segala debat terasa sia-sia ketika aku menerima hasil dari jeda yang kuambil. Hasil? Aku bahkan tak merasakan hasilnya. Jeda ini hanya membawaku untuk dapat semakin merindukannya. Jeda ini hanya membawaku pada perasaan bersalah karena mencoba mengabaikan keinginan nuraniku.
Dalam jeda panjangku, hibernasiku gagal. Prosesnya mungkin benar. Tapi hasiknya, NOL. Tidak ada yang berubah dari segala yang kuberikan untuknya. Segalanya sama dan aku semakin merasa aku salah langkah. Mungkin jeda ini salah. Ya, mungkin benar salah. Tapi apa benar aku harus menurut saja dan pasrah pada hatiku, apa benar aku harus larut sementara aku tau aku harus punya kontrol pada diri dan perasaanku sendiri.
Tapi, ketika demikian rumit aku berdebat dengan diriku sendiri. Dia justru membuatku merasa sedih. Sedih karena aku merasa lama waktu dan semua yang terjadi tidak membuatnya mengerti aku dengan lebih baik dari sebelumnya. Dia tau bukan watakku? Tapi kenapa masih seperti ini. Mungkin aku memang yang berharap lebih. Mungkin memang aku yang salah sejak awal karena terlalu tulus padanya.
Ketika mungkin memang sedang dekat dengan yang lain. Mencoba mengejar yang lain. Aku akan mundur. Bukan untuk melupakannya tapi untuk sedikit saja belajar merelakannya. Sebab jika suatu masa, ada saat dimana kutahu dia tak lagi sendiri, aku mungkin benar belum rela. Sehingga aku tahu aku akan seperti dulu. Seperti ketika kuketahui dia tlah bersama dia yang kusebut temanku. Maka, kuputuskan memberi waktu. Aku mundur. Jeda panjang, aku mundur. Aku bukannya tidak terima, aku hanya mendoakannya. Semoga prosesnya baik untuknya. Semoga dia bisa dapatkan perempuan yang disukainya itu. Semoga dia bahagia. Semoga dia selalu bahagia. dan ketika dia bahagia. Aku juga akan mencoba bahagia. Untuknya.
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.