Sebuah Keputusan

Mungkin seseorang memang butuh waktu lebih lama untuk memahami dirinya sendiri daripada memahami orang lain. Mungkin pula seseorang akan sangat sulit untuk mengerti keinginan terdalamnya dibandingkan dengan mengerti keinginan orang lain. Ada saat dimana kita merasa jauh dengan diri kita sendiri. Sulit berdialog dengan nurani kita, bahkan untuk sekedar memperdebatkan apa yang mungkin dirasa salah. Begitu pula aku, bagiku diriku sendiri adalah sebuah labirin. 

Labirin menyesatkan yang kerap kali membuatku salah langkah. Ya, salah langkah. kau akan paham maknanya jika kau memang benar mengenalku. Tapi kamu, tidak pernah ingin mengenalku bukan? sekali lagi, sebuah bisu adalah satu pemecahan untuk sebuah masalah yang tidak pernah kita perdebatkan. Dan dalam jeda itu aku mencoba mencari jalan keluar, jalan keluar untuk menemukan diriku yang dulu. Aku merindukan diriku yang dulu, yang bebas tertawa lepas tanpa harus dibebani apapun. Yang berlari dan berjalan ke arah manapun yang aku suka. Aku merindukan pribadiku yang dulu.

Dulu, ketika keheningan tentangmu tak menyapaku. Aku ingin seperti dulu, yang tidak pura-pura tersenyum sementara sesungguhnya aku ingin menangis. aku ingin aku yang dulu. Benar-benar menginginkannya. Aku, mungkin sudah terlalu lelah untuk mencoba tetap mempertahankanmu. Aku mungkin juga sudah terlalu lelah untuk terus menghadapi sikapmu yang seringkali keterlaluan mengabaikanku. Aku mungkin juga sudah sangat lelah untuk dibiarkan mencintaimu dengan seperti ini. 

Andai aku bisa kembali ke masa pertama kali mengenalmu, aku akan meminta pada Tuhan agar aku tak dipertemukan denganmu. Ya, mungkin jahat tapi aku ingin begitu. sebab bersamamu demikian sulit dan menguras segala emosiku. mungkin bagimu, aku adalah sesuatu. ya, sesuatu. Sesuatu dan bukan seseorang bagimu. 

Melelahkan ya. Imajiku terlalu hiperbola dan aku benci mengakuinya. tapi bukan salahku jika seperti itu karena kamu lebih menyesatkan dari labirin dalam diriku sendiri. kamu misteri. Demikian sukanya kamu menjadi sebuah misteri sehingga sulit dan sukar untukmu berbagi denganku. Andai kamu mengerti bagaimana rumitnya isi pikiranku tentang tebakan isi dirimu, kamu mungkin akan mau sedikit pengertian. namun sekarang aku sudah lelah. 

Aku sudah habis rasanya. Dan aku ingin berhenti. aku lelah menangisimu. Dan jiwaku rasanya mati dan kosong. Aku benci menjadi seperti ini oleh karena itu aku ingin mengakhirinya. Aku ingin dengan baik menerima segalanya. Aku ingin berbaikan dengan perasaanku sendiri. Aku ingin lebih memahami diriku sendiri. Dan aku ingin lepas dari semua perasaan tentangmu. 

Aku ingin lepas dan merasa apa yang namanya lega dan bebas. Izinkan aku pergi kali ini. Biar aku bisa lepas dan bebas. Biar aku bisa bernafas degan lebih baik. Biar aku tidak lagi merasa sakit karena cemburu. Biar aku tidak lagi menangis diam-diam. tolong, kali ini biarkan aku melepas semuanya dan benar-benar belajar untuk mengikhlaskanmu.

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.