Dearest

You're the first person I want to talk to when I wake up.
The last person when I fall asleep,
The one to share good news with,
The one to be upset with.
I LOVE YOU.

Aku suka hari jum'at. Aku suka keramaian yang hening itu. Aku suka kamu, senpai. Di hari itu aku bertemu denganmu, di tengah keramaian yang mendadak serasa sunyi. Seakan cuma ada aku dan kamu. Aku menyukai jam-jam kebersamaan kita di atas kendaraan penuh orang itu. Diam tak banyak bicara, tak banyak lakon. Tapi aku suka. Suka sekali. Aku mencintaimu. Tidak tahu pasti sejak kapan. Hanya saja, mungkin tanggal 13 Oktober 2011 itu bisa jadi simbolnya. Itu hari baik. Paling baik. Tuhan mengenalkanku padamu. Dan aku berterima kasih. Meski ketika itu aku tak tahu pada akhirnya kau adalah sosok yang akan sering sekali membuatku menangis dan luka, tapi aku tetap bersyukur. Aku mencintaimu. Mencintaimu dengan segenap hati dan kepercayaanku. Aku tulus padamu senpai. Demi Allah, hanya denganmu aku bisa begini tulus, begini diam, begini gila. Hanya kamu. Satu-satunya. Meski kemudian aku tahu senpai, pada akhirnya kamu berubah menjadi orang yang sangat jahat padaku. Banyak hal, banyak kata, banyak tulisan dan banyak lelakonmu yang entah kau sadari atau tidak, seringkali membuatku diam dan berkaca-kaca. Tak hanya sekali aku berdoa dan berharap pada Tuhan agar Tuhan membantuku untuk bisa melupakan dan menghapuskan perasaanku padamu. Tapi tetap saja begini. Sama pula ketika dengan sangat keras aku berusaha membencimu, yang ada hanya kesalahan. Sebab aku malah semakin merindukanmu. Entah apa ini? Cinta seperti apa ini? Aku takut kalau aku menjadi sangat bergantung padamu. Aku takut senpai. Apa bisa aku tetap hidup dengan baik jika nantinya aku melihat kau dengan perempuan lain. Selalu ada rasa tidak rela dan cemburu. Aku mencintaimu senpai. Mencintaimu..

09.21 AM
15 Juli 2012

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.