Salah Satu dari Banyak Kesahku

Sayang.. aku meragukanmu. Aku meragukan keseriusanmu akanku. Aku meragukan semua perasaanmu terhadapku. Aku tidak tahu kenapa. Hanya saja, aku merasa ada yang salah. Ada yang tidak benar diantara kita. Sayangku, ketahuilah.. baru kali ini kusadari kalau ternyata jalan kita begitu berbeda. Baru kusadari akan sangat sulit nantinya ketika akan kupaksakan kehendakku akanmu. Sayang, tak bisakah kau buat aku mempercayakan semuanya padamu. Sayang, aku takut kita tak bisa terus bersama. Padahal aku telah terlalu jauh bertindak. 
Ada beberapa hal yang sepertinya menjadi semacam sebab aku harus tetap bersamamu. Andai aku tak bertaruh begitu besar, mungkin aku sudah akan mundur di detik pertama kau mulai mengabaikanku. Tapi nyatanya aku masih tetap disini. Masih disini dan menyatakan bahwa aku akan selalu memilih sabar menghadapimu. Mengherankan sungguh, rasanya seperti bukan aku. Seperti bukan aku saja. Aku mendadak merindukan sosok arogan dan egoisku yang dulu. Aku merindukan sosok tangguhku yang dulu. Tapi, aku mencintaimu. Tanpa kata dalam syarat. Tidak ada apa pun dan aku mencintaimu.
Mungkin memang sangat sulit membaca hati. Terlebih hati ini sendiri. Semua mendadak terbagi-bagi. Satu memilih pergi. Satu menarikku erat dan memohon, bertahanlah. Oleh sebab itu aku kadang sama sekali tidak konsisten. Aku mengeluh, merasa lelah dan ingin mundur. Lalu di suatu ketika lainnya, aku merasa kuat, merasa tangguh dan berkeras akan selalu menjadi perempuan yang tulus padamu. Kalau sudah begini aku bisa apa selain menuruti apa maunya hatiku. Sepertinya kau telah menjadi satu bagian penting dalam kehidupanku. Dan aku tahu aku tak bisa tanpa bagian penting itu. Maka sekarang aku akan mengamati bagaimana nantinya, karena ini masih sangat awal. Masih sangat awal bagiku untuk sekedar menebak akan seperti apa aku dan kamu nantinya. Namun harapku, sejauh apa pun dan sesulit apa pun kenyataan di depan sana nantinya. Aku ingin tetap bersamamu. Semoga. Amin.

23 Desember  2011
10.27 PM

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.