Salah Satu dari Banyak Inginku

Akhirnya selesai juga. Apa yang aku perjuangkan sejauh ini akhirnya selesai juga. Rasanya sakit. Dadaku sesak. Mataku perih. Tapi aku tidak menangis. Tidak. Untunglah. Mungkin aku sudah cukup tegar. Aku memang tak akan pernah rela melepaskanmu, tapi tetap mengikatmu bersamamu ketika kamu sudah tidak mau adalah satu keegoisan yang kejam. Mungkin ini memang bukan waktuku. Bukan tempatku. Meski sudah demikian jauh aku berusaha untuk membuatmu nyaman bersamaku. Tapi nyatanya aku gagal. Gagal dengan telak. Padahal sudah kupertaruhkan segalanya. Tapi aku tetap jadi pecundang. Pecundang yang menyedihkan. Tapi aku tidak akan menyerah. Tidak akan kuhentikan disini. Sungguh, aku janji akan jadi lebih baik hingga aku cukup pantas menjadi wanitamu. Bukan sekedar perempuan sementara. Aku akan menjadi seperti itu hingga akhirnya hatimu bisa benar-benar menjadi milikku. Tapi kumohon, tunggulah sampai masa itu. Kujanjikan tak akan lama. aku akan bangkit secepat aku mampu. Jadi menunggulah. Tak apa sementara menunggu ada perempuan-perempuan yang lain, menemanimu. Tidak apa-apa. Sungguh. Tapi jadikan aku wanita terakhirmu. Aku akan berusaha sampai aku cukup mampu dan pantas di matamu. Aku akan berusaha. Untukmu. Aku janji.

23 Februari 2012
11.12 PM

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.