Orang Tuaku dan Kamu

Kau adalah sebelah sayap. Tapi mereka adalah jiwa. Aku bisa merangkak ketika tak lagi ada sayap. Tapi tanpa jiwa, aku bisa apa??

Keluarga intiku. Mereka adalah akunya aku. Mereka tawaku, air mataku, lelahku dan semangatku.

Laki2 itu jantungnya sakit. Langit kelam dan hujan turun. Tp tetap dilewati lebih dari tiga puluh kilo meter untukku. Hanya untukku.

Padahal hawa dingin setajam katana sang samurai. Dan dy basah kuyup. Tapi dy tetap mnerjang hujan malam itu. Demi aku, aku yg mengeluh sakit

Dan seakan masa bodoh pd tubuhnya, dy tersenyum ketika melihatku. Oh, Tuhan.. Aku merasa bersalah. Sepanjang arah kembali, aku ditampar bisu

Laki-laki lain tidak akan pernah melakukan itu untukku. Mungkin engkau juga tidak, hey sebelah sayap. Tp dy melakukanny. Demi aku..

Demi sang pemilik hujan, aku berjanji. Tidak akan kukecewakan laki-laki ini. Sekuat, semampuku. Aku akan membanggakannya. Dy kekuatanku skrg 

Dia.. Laki-laki yang selalu kupanggil "bapak".

Aku merindukanmu, pak. Bolehkah aku menjadi kakimu ketika nanti kau tak bisa lagi berjalan? Bolehkah bapak??

Aku merindukanmu, pak. Bisakah aku kembali menjadi gadis kecilmu lagi? Yg kau gendong, kau seka air matanya ketika aku meleleh bersama luka.

Dan ibu, aku ingin merangkai baris kata untukmu juga. Tapi aku selalu gagal. Tak pernah ada kata yang sepadan untukmu.

Engkau tau kenapa, bu? Karena tak ada satu kata pun yang pantas kusejajarkan untk menggantikan arti kehadiranmu dalam kehidupanku.

Ibu, maaf ya. Tak pernah aku bisa menjadi wanita dewasa di hadapanmu. Karena ketika denganmu, yang aku tahu hanya kehangatan dekapanmu. Aman

Aku mencintaimu sepanjang umur yang Tuhan titipkan pada takdirku. Aku mencintaimu, ibu, bapak..

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.