Seseorang pernah menceritakan kepadaku sebuah kisah tentang cinta yang membuatku tak bisa menahan airmataku. Sebuah cerita tentang bagaimana jatuh cinta itu bisa membuat seseorang menjadi demikian kuatnya berkutat dalam kebodohan. Kebodoham yamg benar-benar total. Aku tidak paham dan tidak mengerti.
Tapi dia yang bercerita kepadaku hanya tersenyum sambil menyentuh pundakku pelan dan berkata, “kau belum pernah benar-benar jatuh cinta,ya. Jadi kau belum tahu. Jika suatu saat nanti kau jatuh cinta. Kau baru akan mengerti kenapa aku seperti ini.”
Aku tetap tidak bisa mengerti. Aku sudah berkali-kali pacaran. Menjalin hubungan dengan laki-laki, lalu putus lalu ada laki-laki baru yang menggantikan yang sebelumnya.
Tapi tetap tidak bisa mengerti. “Itu hanya omong kosong, ya. Cinta seperti yang kau percaya itu bullshit.”sahutku ketika dia tetap diam dan mempercayai bahwa apa yang dia lakukan itu benar.
Dia memang sangat sabar, orang paling sabar dan baik yang pernah aku temui. Kupikir pada awalnya dia perempuan yang kuat dan “sehat”.
Tapi hatinya sakit. Dia aneh dan bodoh. Tuduhku setelah dia menceritakan kisahnya kepadaku. Mungkin aku memang belum pernah bisa benar-benar jatuh cinta tapi aku tidak mau kalau aku seperti dia. Itu namanya diperbudak cinta.
Menyenangkan sekali menjadi laki-lakinya jika dia seperi itu. Pasti enak mendapatkan perempuan yang mau-maunya melakukan apa saja yang kau minta. Perempuan yang tanpa tuntutan.
Dia menatapku, kelihatan agak marah tapi suara yang keluar dari bibirnya terdengar seperti yang biasa aku dengar, “Jangan menyalahkannya, ya. Dia tidak salah. Aku yang salah karenan mencintainya demikian besar seperti ini.”
Lalu dia pergi meninggalkanku duduk sendirian bersama senja.
Aku tidak habis pikir, “Kau benar-benar bodoh, ra.” gumamku
0 Comments
Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.