Maaf

Pada awalnya kupikir hanya sementara. Kupikir mungkin memang kamu yang sedang ingin mengabaikanku. Oleh karena itu aku sedih. Aku kira, mungkin memang aku tidak pernah berarti untukmu. Aku kira, mungkin aku sekedar pelepasmu dari keriuhan hidupmu. Tapi semua pemikiran itu, semua perkiraan itu.. Salah. Ya, salah. Kamu tidak begitu, tidak sejahat di anganku. Rupanya aku yang terburu. Rupanya aku yang tak pandai membacamu. Rupanya aku yang kelewat egois. Rupanya aku yang tak bisa dengan benar mengenalimu. Sayang, maafkan semua salah itu. Tak seharusnya seburuk itu ku nilai kamu di awal. Seharusnya aku bisa dengan baik mengerti kamu. Aku, egoku.. Aku yang salah. Harusnya bisa aku sadari bahwa memang seperti itulah kamu. Memang seperti itulah sifatmu. Memang itu kamu. Ketidakpedulian itu.. Ya, tidak apa-apa. Setelah ku pahami pelan-pelan akhirnya aku mengerti. Setelah ku maknai dalam-dalam akhirnya aku paham. Sayang, aku bukan kekasih yang baik. Maaf maaf dan maaf. Buruk kata-kata ini ketika marah. Tak baik sikap ini ketika ku buta tanpa perhatianmu. Maka dari sekarang aku akan berbenah. Segala buruk itu akan kuhapus, segala salah itu akan kuredam. Sebab tak ingin sayang, tak pernah ingin aku kehilanganmu. Mulai dari kini sayang, aku akan belajar. Belajar membacamu dengan benar. Belajar mengenalimu dengan baik. Dan belajar tetap mencintaimu dengan begini besar.

210112
03.12 PM

La Amour Xexa

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.