Kepercayaan Yang Memisahkan Kita

oleh Mipo Ladyrose Ochabilly pada 13 Mei 2011 jam 16:27

Aku tersadar..

Dalam tawamu kutemukan ketenangan

dalam pelukmu ku merasakan kenyamanan

aku terlambat menyadari

terlambat mengetahui

bahwa kaulah kebaikkan yang sebenar-benarnya

kamu...

kamu yang begitu sabar

sabar menghadapi sikap keras kepalaku

sabar menghadapi sifat kekanak-kanakkanku

kamu..

kamu yang selalu ada meski aku terus menerus menolak dan melukaimu

kamu yang selalu ada di sampingku untuk menggenggam jemariku

kamu yang selalu menepuk bahumu dan menyuruhku menyandarkan kepalaku di bahumu

kamu yang tertawa lepas dan mengacak-acak rambutku setiap melihatku melakukan hal-hal gila

tapi aku egois

meski aku dan kamu berpisah

tak pernah sedikit pun kau langkahkan kakimu menjauh dariku

meski aku marah-marah

aku membuatmu mendengarkan semua keluhku bersamanya

aku membiarkanmu mengusap air mataku yang jatuh karenanya

aku tak pernah mau tau seperti apa perasaanmu

aku egois

aku tidak mau melepaskanmu

aku membutuhkanmu tanpa aku mau menyadarinya

dan aku diam ketika teman-temanmu berkata aku keterlaluan

aku belajar melihatmu dengan benar

perlahan aku meredam semua keegoisan itu dan memintamu membiarkanku pergi

tapi kamu bilang kamu tidak bisa

lalu harus bagaimana

kita sering menjauh

tapi lebih cepat dan lebih sering kembali mendekat

aku selalu lari ke arahmu ketika aku merasa tak tau arah mana yang harus ku pilih

akhirnya aku menyerah

aku akan memulai kembali bersamamu

putusku dengan kebulatan tekad

tapi kenapa

apa lagi kali ini..

kenapa timbul masalah lagi

kenapa justru kali ini sepertinya tidak ada lagi jalan selain kembali berpisah

tidak lelahlah kamu?

sementara aku sudah lelah dan kehabisan akal

dan kali ini terlalu besar penghalang kita

kita mempercayai sesuatu yang tak sama

bercabang tanpa ujung

dan ketahuilah..

yang kali ini adalah yang terkuat

alasan yang paling bisa memisahkan tanpa bisa mempertemukan kita lagi

kita berbeda garra..

Berbeda pada apa yang kita pegang teguh sebagai jalan ketenangan kita

dan kali ini..

Sungguh..

Maafkan aku..

0 Comments

Menulislah dan jujurlah. Rangkaian kata itu lebih mujarab daripada sekuali ramuan sihir.